Jakarta, Gatra.com - Warga di wilayah RT01, RT 2 dan RT013 RW 11 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur menggelar protes terkait dampak proyek Sodetan Waduk Dogol ke Kanal Banjir Timur, yang bisa merendam perkampungan mereka.
Beberapa spanduk mereka pasang di sudut-sudut kampung pada Ahad pagi (9/10) lalu. "Katanya Got Anti Banjir, Nyatanya Malah Kite Kebanjiran", "Penguasa... Tolong Luruskan Saluran Air dari Teluk Tomini Sampai BKT", begitu beberapa bunyi spanduk yang mereka pasang.
Warga memang selama ini mengeluhkan dampak proyek sodetan Waduk Dogol ke Kanal Banjir Timur yang berakibat pada limpasan air yang memicu genangan air hingga banjir di wilayah mereka.
Menurut perwakilan warga, Heru Sasono, warga merasa, kampung mereka, yang bisa dikatakan berada di tengah-tengah bagian jalur saluran sodetan. "Jadi sangat rentan tergenang air dari luapan sodetan yang belum jadi," katanya.
Karenanya, menurut Heru pihak warga meminta kepada pihak terkait agar dibuatkan saluran lurus dari Teluk Tomini menuju BKT.
Apalagi wilayah ini, secara topografi merupakan kawasan cekungan yang sering mendapatkan limpasan air dari berbagai wilayah di sekitarnya.
Warga juga mendorong pihak yang bertanggungjawab dalam pekerjaan ini, serta pemerintah daerah dari Kecamatan hingga Kotamadya Jakarta Timur untuk melakukan evaluasi atas pekerjaan proyek ini sebelum berdampak banjir di pemukiman warga.
Warga lainnya, Jatmiko kepada Gatra.com menyebutkan, pihaknya menawarkan solusi untuk mengatasi dampak banjir agar dapat diselesaikan secara menyeluruh, tuntas dan komprehensif.
"Pertama, normalisasi aliran sodetan saluran penghubung Teluk Sibolga hingga menuju Saluran Penghubung Laut Banda dan mengaktifkan kembali saluran air di depan P2KPTK2 Jakarta Timur dan RSKD Duren Sawit," jelasnya.
Warga juga meminta pelaksana proyek segera berkoordinasi dengan Sudin Bina Marga agar sumbatan yang ada di bawah jembatan Jl. Teluk Sibolga dapat dijebol untuk mengalirkan aliran air saluran penghubung Teluk Sibolga yang kapasitasnya hampir penuh, meski tidak hujan.
"Perlu pula dilakukan penertiban bangunan di atas saluran penghubung, sebagaimana ketentuan dan aturan yang berlaku," papar Jatmiko. "Selain itu, warga meminta pengurasan sumbatan saluran penghubung Teluk Sibolga menuju Kali samping sekolah SMP 202 di Jl. Buluh Perindu I dan pengbongkaran Kisdam yang ada di Saluran Penghubung yang Mencekek saluran penghubung Teluk Sibolga." tambahnya.
Jatmiko menambahkan, bahwa tugas negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, dalam hal ini berarti melindungi juga pemukiman warga dari Hulu Waduk hingga Hilir BKT, namun kenyataan saat ini warga di Segmen tengah sangat signifikan terdampak banjir yang belum mendapat perlindungan.