Home Regional Subsidi Kendaraan Listrik, Pengamat: Tepatnya Diberikan untuk Daerah Kesulitan BBM

Subsidi Kendaraan Listrik, Pengamat: Tepatnya Diberikan untuk Daerah Kesulitan BBM

Semarang, Gatra.com - Pengamat transportasi Unika Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno menyarankan pemberian subsidi kendaraan listrik lebih tepat diberikan kepada daerah yang kesulitan BBM.

“Jangan diberikan untuk konsumen kendaraan listrik di perkotaan apalagi di Pulau Jawa, karena tak mengatasi masalah kemacetan lalu lintas,” katanya di Semarang, Sabtu (11/2).

Di perkotaan, menurut Djoko subsidi kendaraan lisrtik diberikan untuk membenahi transportasi umum dengan menggunakan bus listrik.

“Subsidi listrik berikanlah saja ke daerah-daerah yang kesulitan mendapatkan BBM agar warganya menggunakan kendaraan listrik untuk mobilitas lokal,” ujarnya.

Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian berencana akan memberikan subsidi mobil hybrid senilai Rp40 juta, mobil listrik berbasis baterai Rp80 juta, dan pembelian motor listrik Rp8 juta, dan motor listrik hasil konversi sebesar Rp5 juta.

Lebih lanjut, Djoko menyatakan pemerintah bisa mencontoh warga Kota Agats ibukota Kabupaten Asmat Provinsi Papua Selatan yang sudah menggunakan motor listrik

Saat ini diperkirakan sudah mencapai lebih dari 4.000 unit kendaraan listrik (electric vehicle) yang digunakan warga Agats untuk aktivitas sehari-hari.

“Di kota Agats jarang atau bahkan hampir tidak ada penduduk yang menggunakan kendaraan dengan bahan bakar minyak (BBM) bensin,” ujar.

Menurut dosen Teknik Sipil Unika Soegijapranata ini motor dengan BBM biasanya hanya digunakan oleh pihak kepolisian, sedangkan mobil hanya dipakai rumah sakit dalam bentuk ambulans atau mobil pemerintah.

Motor listrik di distrik tersebut dikategorikan sepeda, penggunaan plat nomor hanya penanda sebagai pengganti stiker retribusi, sehingga para pemiliknya tidak memiliki STNK atau SIM dan tidak dikenakan pajak kendaraan.

“Kota Agats adalah kota tanpa lampu pengatur lalu lintas (traffic light) dan sangat minim kecelakaan lalu lintas, tidak ditemukan Polisi Lalu Lintas berada di tepi jalan. Tidak ada Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), meskipun mayoritas menggunakan motor lsitrik,” ujar Djoko.

Kota Agats, kata Djoko sudah memberikan contoh suatu wilayah yang mengalami kesulitan distribusi BBM tidak selalu mempertahankan tetap menggunakan kendaraan motor bakar.

Namun, mau beralih menggunakan kendaraan motor listrik. “Pemerintah Pusat dapat memberikan penghargaan bagi Kabupaten Asmat yang sudah membantu mengurangi penggunaan BBM,” katanya.

137