Home Pendidikan Buku Bacaan Tak Sesuai Minat Anak Jadi Sebab Rendahnya Literasi Indonesia

Buku Bacaan Tak Sesuai Minat Anak Jadi Sebab Rendahnya Literasi Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Pendidikan Tinggi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyebut selama ini ada sebuah kesalahan paradigma dalam upaya menumbuhkan minat baca anak di Indonesia.

Dalam pandangan Nadiem, selama ini ada ketidakselarasan antara buku-buku yang tersedia di perpustakaan atau pojok baca sekolah dengan minat anak.

Kekeliruan ini pun nyatanya juga dilakukan pemerintah selama ini. Nadiem memandang, selama ini hibah buku yang diberikan kepada sekolah tidak pernah memperhatikan sisi minat dan kesenangan dari sang anak.

“Kita selalu memberikan buku yang menurut kita penting untuk anak, tapi tidak pernah memikirkan pertanyaan terpenting. Buku ini asik nggak sih buat anak? Menyenangkan nggak? itu error kita selama ini,” ujar Nadiem dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode 23 secara Daring, Senin (27/2).

Tak pelak, ketidak selarasan tersebut membuat minat membaca anak makin rendah. Karena dalam pengalamannya mengunjungi beberapa perpustakaan sekolah selama menjadi Menteri, Nadiem banyak menemui bacaan yang cenderung membosankan dan tak menggugah kemauan anak untuk membaca.

“Makanya kita ubah itu. Akan ada kriteria buku bacaan yang sudah kita tes dengan anak-anak sebelumnya. Supaya dapat kita pastikan, ada bacaan bermutu di perpustakaan,” jelasnya.

Perubahan paradigma tersebut yang diungkapkan Nadiem menjadi intisari dari Merdeka Belajar Episode 23 tentang Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia.

Dalam proses kurasi buku, pihaknya pun menggandeng penulis serta illustrator dalam negeri untuk menyusun bacaan yang menyenangkan buat anak.

Buku yang dikurasi ini pun sudah nantinya akan diklasifikasi perjenjang. Dalam artian, guru nantinya akan dapat dengan mudah memilah buku cocok untuk anak.

“Klasifikasi ini bisa didasarkan dari kelas berapa atau kemampuan baca anak yang berdasarkan dengan nilai Asesmen nasional sekolah tersebut,” bebernya.

116