Home Ekonomi BPDPKS-GAPKI Sepakat Dorong Riset Majukan Industri Sawit

BPDPKS-GAPKI Sepakat Dorong Riset Majukan Industri Sawit

Bogor, Gatra.com - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyambut baik kedatangan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) khususnya tim dari Bidang Riset dan Pengembangan.

Kegiatan ini merupakan upaya GAPKI untuk koordinasi dan sinkronisasi program riset dan pengembangan industri kelapa sawit dengan program riset dan pengembangan BPDPKS dan Komite Litbang BPDPKS. 

Hadir dalam pertemuan tersebut Kepala Bidang Riset dan Pengembangan GAPKI, Dwi Asmono didampingi sembilan anggota GAPKI lainnya. Sementara itu, BPDPKS juga menghadirkan Anggota Komite Penelitian dan Pengembangan yaitu Prof (Ris) Didiek H. Goenadi, Dr. Tony Liwang dan Prof. Bustanul Arifin. Secara daring anggota komite litbang lainnya yaitu Dr. Arief RM Akbar dan Prof. Udin Hasanudin juga bergabung.

Dwi Asmono menjelaskan bahwa Bidang Riset dan Pengembangan GAPKI memiliki tiga program utama, yakni riset yang bertujuan untuk mengkaji aspek-aspek utama yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas kelapa sawit serta kelestarian lingkungan. Yakni di antaranya menyangkut yield gap, pengayaan sumber daya genetik, eksplorasi mikroba yang berasosiasi terhadap produksi, introduksi serangga penyerbuk, pengendalian penyakit busuk pangkal batang, serta hilirisasi produk kelapa sawit.
 
"Yang kedua progam inovasi yang bertujuan mengembangkan teknologi praktis untuk peningkatan produktivitas, antara lain teknologi mekanisasi dan digitalisasi perkebunan kelapa sawit, teknologi & program prakiraan iklim dan mitigasi kebakaran lahan, serta strategi replanting efektif untuk percepatan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)," kata Dwi dalam keterangan resminya dikutip Gatra.com, Selasa (30/5).
 
Kemudian, lanjut Dwi, program Best Practices Management yang bertujuan untuk mendukung implementasi BMP melalui penyediaan buku panduan BMP beserta pembinaan petani plasma dan swadaya, juga mendukung kampanye "sawit baik" melalui rujukan-rujukan ilmiah.
 
Sementara itu, Prof (Ris) Didiek H. Goenadi memaparkan terkait dengan arah dan fokus riset sawit yang dikembangkan BPDPKS. Menurutnya, sejak tahun 2016 lalu BPDPKS telah menyusun road map riset kelapa sawit dengan fokus pada tujuh bidang. Antara lain budidaya, pasca-panen dan pengolahan, pangan dan kesehatan, bioenergi, oleokimia dan biomaterial, lngkungan dan sosial-ekonomi, bisnis, manajemen, pasar dan teknologi informasi dan komunikasi. 
 
"Road map riset juga diterjemahkan ke dalam daftar riset prioritas yang setiap tahunnya dilakukan updating untuk menetapkan riset-riset prioritas yang akan didanai pada program Grant Riset Sawit (GRS)," ujarnya. 
 
Menurut Didiek, Penelitian dan Pengembangan yang dilaksanakan BPDPKS merupakan salah satu elemen penting dalam upaya mengembalikan sektor perkebunan sawit yang berkelanjutan. 
 
"Penelitian dan pengembangan harus mampu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi oleh industri kelapa sawit saat ini, seperti peningkatan produktivitas/efisiensi, peningkatan aspek sustainability dan awareness terhadap lingkungan dan isu-isu global, mendorong penemuan/inovasi produk/pasar baru dan meningkatkan kesejahteraan petani," jelasnya. 
 
Dwi menambahkan, program GRS BPDPKS sudah sejalan dengan program riset dan pengembangan yang ada di GAPKI. Untuk itu diperlukan adanya kolaborasi antar institusi untuk dapat menjalankan program riset dan pengembangan. "GAPKI memposisikan diri sebagai calon pengguna dari hasil riset dan pengembangan," jelas Dwi.
 
Melalui Bidang Riset dan Pengembangan, GAPKI melakukan audiensi kepada beberapa institusi, baik di lembaga penelitian pemerintah, lembaga penelitian di perguruan tinggi, asosiasi dan lembaga lainnya termasuk BPDPKS sebagai lembaga pemberi dana riset sawit. 
 
"Tujuan utamanya yakni melakukan sinkronisasi dalam merealisasikan riset dan pengembangan yang kebutuhannya sudah diidentifikasi," ujarnya. 
 
Prof. Bustanul Arifin mengapresiasi upaya GAPKI yang sedang menggerakan demand-driven research. Artinya, kebutuhan riset yang memang datang dari calon pengguna. 
 
Ia berharap, daftar dari kebutuhan riset juga dapat diterjemahkan dengan baik oleh para ahli atau peneliti Indonesia, sehingga menghasilkan riset yang manfaatnya dapat dirasakan secara langsung. 
 
"Peran pemerintah dalam hal ini menjadi regulator yang kebijakannya diharapkan dapat mendukung program ini. BPDPKS telah berkontribusi dalam mendukung riset dan pengembangan dengan dukungan dari dana sawit," kata Prof. Bustanul.
 
Sementara, Prof.Tony Liwang menyarankan agar fokus Best Management Practices yang akan dikembangkan oleh GAPKI berupa output yang lebih atraktif dan komunikatif.
 
"Baiknya dapat berupa e-catalog atau e-book yang atraktif, jangan dalam bentuk laporan yang pada umumnya, saran Tony Liwang. 
 
Disampaikan pula usulan kepada BPDPKS agar dapat mendanai atau memberikan insentif terhadap intangible value, misalnya dalam upaya pengurangan penggunaan nitrogen pada pupuk dengan menggunakan mikroba.
 
Plt Direktur Penyaluran Dana BPDPKS Zaid Burhan Ibrahim juga menyampaikan apresiasi kepada GAPKI. Menurutnya upaya yang dilakukan oleh GAPKI sangat tepat dengan melakukan audiensi dengan BPDPKS untuk mengetahui tentang program litbang BPDPKS, sehingga dapat memberikan masukan yang konstruktif termasuk peluang untuk melakukan kerja sama dan kolaborasi untuk pemanfaatan hasil-hasil riset yang telah dihasilkan.
 
Menurut Zaid Burhan, kebutuhan riset yang akan didanai oleh BPDPKS dibuat berdasarkan roadmap riset kelapa sawit yang dilakukan update untuk penentuan riset-riset prioritas setiap tahunnya.
 
BPDPKS menyelenggarakan proses seleksi Program GRS yang dilaksanakan setiap tahun. Terdapat 3 tahapan seleksi yang akan dilakukan, yaitu seleksi administrasi, seleksi substansi dan seleksi presentasi. 
 
"Dalam kegiatan seleksi ini BPDPKS dibantu oleh Komite Litbang yang akan memberikan rekomendasi tentang proposal penelitian yang akan didanai oleh BPDPKS," jelasnya.
 
Untuk tahun 2023 ini Program GRS telah menyelesaikan tahap seleksi substansi, yang akan dilanjutkan untuk seleksi presentasi untuk menggali informasi lebih mendalam oleh Komite Litbang  untuk memberikan rekomendasi kepada BPDPKS riset-riset yang akan didanai tahun 2023 ini. BPDPKS juga telah menjadwalkan seleksi presentasi dari 29 Mei-2 Juni 2023 bagi 62 usulan proposal yang lolos seleksi substansi.
 
BPDPKS berkomitmen dalam meningkatkan kemajuan industri kelapa sawit melalui riset dan pengembangan dan berharap hasil penelitian yang didanai ini dapat dimanfaatkan oleh industri kelapa sawit, pemerintah dan masyarakat, baik sebagai acuan dalam pelaksanaan pengembangan industri kelapa sawit, dan produk-produk tertentu serta untuk pengambilan kebijakan untuk keberlanjutan industri sawit yang lebih baik. 
 
"Untuk mencapainya, perlu dukungan dari seluruh pihak dan ekosistem yang baik antara akademisi, pemerintah, asosiasi dan unit-unit usaha bisnis yang akan melakukan implementasi pemanfaatan dari hasil-hasil penelitian ini," pungkas Zaid Burhan.
136