Home Nasional AMMI Apresiasi Perhatian Besar Jokowi untuk Papua

AMMI Apresiasi Perhatian Besar Jokowi untuk Papua

Jakarta, Gatra.com - Usai melantik Jenderal Agus Subiyanto sebagai Panglima TNI, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengunjungi Papua tepatnya di Kabupaten Biak Numfor pasa Rabu (22/11).

Dalam kesempatan ini, Jokowi dan rombongan mengecek persediaan beras di Komplek Pergudangan Bulog Mandala. Setelah itu, Jokowi membagikan bantuan pangan pemerintah kepada sejumlah keluarga penerima manfaat (KPM).

Perhatian besar pemerintahan Jokowi kepada Papua mendapatkan sorotan dari kalangan muda. Aliansi Mahasiswa Milenial Indonesia (AMMI) turut mengapresiasi perhatian besar Jokowi kepada Papua.

"Tanpa diragukan lagi Pak Jokowi memberikan perhatian besar kepada Papua. Hal itu dibuktikan dengan berbagai kebijakan konkret dan dirasakan langsung oleh masyarakat Papua." kata Ketua Umum AMMI, Nurhasanah di si Jakarta, Kamis (23/11).

"Mulai dari pembangunan infrastruktur seperti jalan, rumah sakit, sekolah, bandara, dan rumah ibadah," tambahnya.

Selain itu, Nurhasanah juga memaparkan perhatian besar Jokowi dirasakan oleh kaula muda. Seperti membangun ruang kreasi dan inovasi Papua Youth Creative Hub (PYCH).

AMMI juga mengapresiasi pemerintahan Jokowi yang memberikan bantuan pangan beras kepada masyarakat kabupaten Biak Numfor.

"Bantuan pangan itu sangat membantu masyarakat setempat. Oleh karena itu hal ini bisa menjadi pintu keluar dari bencana kelaparan yang menimpa Papua beberapa waktu lalu," sambung Nurhasanah.

Tak ketinggalan AMMI turut menyoroti dilantiknya Jenderal Agus Subiyanto sebagai Panglima TNI baru. Menurutnya Panglima TNI Agus perlu didukung dan ditunggu terobosan menangani soal Papua.

"Menarik melihat kiprah Panglima TNI baru (Jenderal Agus Subiyanto). Smart Power yang diinisiasi olehnya harus didukung penuh oleh publik. Smart Power ini menurutku sangat menarik ditunggu."

"Pasalnya smart power menekankan pada karakteristik wilayah dan budaya Papua tersendiri. Mendayagunakan segenap kekuatan intelejen dan teritori, sehingga untuk menyelesaikan konflik harus mengerti terlebih dahulu," ujar Nurhasanah.

135