Home Ekonomi Menyelisik Makalah CME tentang Sejarah “Mafia” Ekonomi

Menyelisik Makalah CME tentang Sejarah “Mafia” Ekonomi

Kuala Lumpur, Gatra.com – Pada akhir November 2023, Center for Market Education (CME) mengumumkan terbitnya makalah kedua dari seri Sejarah Ekonomi dan Metodologi bertajuk “Mafia sebagai Tatanan Spontan”, yang ditulis oleh CEO CME, Dr. Carmelo Ferlito (https://marketedu.me/history-of-economics-and-methodology/). CME menyampaikan terima kasih kepada jurnal Cosmos+Taxis atas izinnya mencetak ulang makalah tersebut.

“Meskipun terdapat banyak sekali literatur ilmiah dan populer mengenai topik ini, asal muasal mafia yang sebenarnya, yang dipahami sebagai momen awal, masih belum jelas. Kurangnya momen pendirian yang menentukan oleh individu atau kelompok inilah yang memunculkan klaim makalah ini: mafia adalah sebuah tatanan spontan,” ujar Carmelo.

Ia menggarisbawahi pandangan bahwa tatanan spontan yang dimaksud mengikuti definisi F.A Hayek bahwa hasilnya tindakan manusia tetapi bukan rancangan manusia. Pertanyaannya, apakah kita dapat mengatakan bahwa mafia adalah sebuah tatanan yang spontan, sebuah perkumpulan yang tidak terencana namun teratur, hasil dari tindakan manusia namun bukan rancangan manusia? CME menjawab “ya”.

“Tentunya ini adalah sebuah perkumpulan yang teratur, diatur oleh kode etik yang pertama kali diungkapkan, setidaknya sebagian, oleh Tommaso Buscetta. Lebih jauh lagi, kajian sejarah organisasi sejauh ini menunjukkan bahwa kita tidak dapat menemukan rancangan manusia, atau momen pendirian, pada awal sejarahnya,” ucap Carmelo.

Tampaknya masuk akal untuk mengatakan bahwa pergantian dominasi asing yang berbeda-beda di pulau Sisilia, Italia, secara terus-menerus menimbulkan dua fenomena penting. Pertama, kurangnya kepercayaan antar individu, dan antara individu dan institusi. Kedua, tidak adanya institusi terpusat yang diakui sebagai pusatnya. Monopoli kekuatan yang mampu mendikte dan menegakkan kode etik sosial.

Kedua fenomena ini menciptakan kebutuhan akan mediator untuk transaksi individu dan, secara lebih umum, tuntutan akan peran institusi. Orang-orang mafia mengisi kesenjangan tersebut, awalnya sebagai “orang yang dihormati” yang otoritasnya diakui, diterima dan ditakuti, dan kemudian dengan menjadi institusi yang sebenarnya, menyatu dengan institusi resmi dan menciptakan kode etik sosial yang diakui dan diikuti.

“Makalah ini menawarkan interpretasi meta-historis tentang kemunculan mafia, dengan menggunakan literatur sejarah yang tersedia untuk menerapkan kategori tatanan spontan pada awal mula fenomena,” papar Carmelo. Pada saat yang sama, makalah ini berargumen bahwa, meskipun kategori tatanan spontan dapat dilihat pada kemunculan mafia, namun kategori tersebut tidak dapat diterapkan lagi pada evolusi dan berfungsinya mafia pada saat-saat berikutnya.

Mafia yang lebih “dewasa”, meskipun bertujuan untuk menggantikan negara, menjadi sebuah struktur yang bersifat memaksa, dan dengan demikian mereka tidak mengikuti mekanisme umpan balik dari bawah ke atas (bottom-up feedback) yang kita temukan dalam tatanan yang benar-benar spontan seperti pasar.

Faktanya, jika bisnis perlindungan, yang diidentifikasi sebagai inti dari aktivitas mafia, diliberalisasi dan terbuka terhadap pasar, persaingan akan muncul dan sifat koersif yang dimiliki mafia akan hilang.

48