Home Hukum Jaringan JAS dan Eks Napiter Ikrar Setia NKRI, Wabup Bakhtiar Apresiasi Densus 88 Anti Teror

Jaringan JAS dan Eks Napiter Ikrar Setia NKRI, Wabup Bakhtiar Apresiasi Densus 88 Anti Teror

Batang Hari, Gatra.com - Wakil Bupati Batang Hari, Provinsi Jambi, Bakhtiar, bersyukur jaringan Jamaah Ansharu Syariah (JAS) dan eks Napiter, berjumlah 16 orang kembali kepangkuan Ibu Pertiwi.

Ia menyampaikan permohonan maaf ketidakhadiran Bupati Mhd Fadhil Arief dalam kegiatan bertema "Lepas Baiat dan Ikrar Setia NKRI Jaringan Jamaah Ansharu Syariah dan Eks Napiter Wilayah Jambi".

"Saya menyambut gembira dan antusias atas penyelenggaraan acara pembacaan dan penandatanganan pernyataan ikrar setia NKRI oknum penganut paham intoleransi dan radikalisme," kata Bakhtiar membacakan sambutan Bupati, Selasa (30/4).

Pemerintah kabupaten Batang Hari menyampaikan apresiasi dan terima kasih secara khusus kepada Direktur Identifikasi Sosial Densus 88 Anti Teror Polri, Brigjen Pol Arif Makhfudiharto, S.I.K., M.H.

"Terima kasih kepada Direktur Identifikasi Sosial Densus 88 Anti Teror Polri yang telah berkenan hadir dan memberi support luar biasa sehingga terselenggaranya acara ini," ucapnya.

Bakhtiar berkata, Pemkab Batang Hari juga berterima kasih serta memberikan penghargaan setinggi-tingginya bagi 16 peserta lepas baiat dan ikrar setia NKRI atas upaya bersama dalam meningkatkan kesetiaan terhadap Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika.

"Saudara-saudara kita ini diharapkan mampu menjaga, melestarikan, membangun keutuhan Bangsa dan Negara Indonesia," katanya.

Menurut dia, ikrar setia NKRI sangat penting sebagai bentuk penegasan dan komitmen bersama untuk melawan dan menolak paham serta gerakan yang dapat melemahkan ideologi dasar Negara.

"Pancasila adalah dasar negara, falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia, yang melandasi pembangunan politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, dan hankam, serta segala sikap hidup bangsa Indonesia," ujarnya.

"Oleh karena demikian strategisnya Pancasila dalam menopang kokohnya NKRI, maka di setiap babak sejarah bangsa Indonesia senantiasa muncul berbagai upaya menggoyahkan keutuhan dan kokohnya NKRI dengan mengganti Pancasila dengan ideologi lain," imbuhnya .

Sejauh ini, seluruh rakyat Indonesia tetap berkomitmen teguh untuk berpedoman Pancasila sehingga berhasil mengamankan NKRI. Sadar ataupun tanpa disadari, gangguan akan terus ada, bahkan intensitasnya meningkat dan disinyalir masuk melalui kelompok-kelompok masyarakat menjadi sasaran upaya pelemahan (penghancuran) NKRI melalui berbagai cara.

"Hal ini menjadi fokus perhatian kita bersama. Saya berharap masyarakat lebih peka terhadap kegiatan-kegiatan disekitar yang sekiranya tidak lazim dan segera berkoordinasi dengan aparat terkait," tegasnya.

Upaya pencegahan radikalisme tidak cukup hanya dengan ikrar ataupun deklarasi. Ia mengharapkan kegiatan-kegiatan berupa penanganan konflik, pembinaan kepada kelompok masyarakat yang dilaksanakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dilaksanakan dengan tepat sasaran.

"Sehingga dapat mencegah perkembangan radikalisme yang bisa menjadi ancaman dalam bentuk terorisme," katanya.

Terkait radikalisme, kata Bakhtiar, hal ini tidak saja disebabkan karena kebodohan, kemiskinan atau ketidakadilan, tetapi sudah masuk ke tataran kaum intelektual. Sekecil apapun gerakan yang mengarah kepada radikalisasi harus segera dicegah dan antisipasi agar tidak berkembang bahkan meluas.

"Karena bila hal ini tidak kita cegah, akan amat mempengaruhi berbagai upaya kita untuk meningkatkan daya saing bangsa," ucapnya.

Kesetiaan kepada NKRI tentulah bukan hanya ada pada yang melaksanakan ikrar pada hari ini, namun yang berikrar hari ini merupakan simbolis masyarakat yang setia kepada NKRI.

"Saya berharap yang melaksanakan ikrar setia NKRI pada hari ini membantu dengan aktif menjaga lingkungan sekitar dalam upaya menangkal paham intoleransi dan radikalisme," katanya.

Ia yakin dan percaya berkat sinergitas yang baik antara masyarakat dan Pemerintah dalam hal ini, khususnya instansi vertikal dan Pemerintah Kabupaten Batang Hari, dapat menangkal paham intoleransi dan radikalisme di Bumi Serentak Bak Regam.

"Negara Republik Indonesia ini bukan milik sesuatu golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan milik sesuatu golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua. Untuk itu marilah kita semua bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan," katanya.

Lepas baiat dan ikrar setia NKRI turut dihadiri Gubernur Jambi, Al Haris, Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono, Dir Idensos Densus 88 Anti Teror Polri Brigjen Pol Arif Makhfudiharto, Kabinda Jambi Brigjen Pol Irawan David Syah, Analis Kebijakan Utama Bidang Penindakan Densus 88 Anti Teror Polri, Brigjen Pol Torik Triyono.

Tampak pula hadir Sekda Provinsi Jambi Sudirman, Kasatgaswil Jambi Densus 88 Anti Teror Polri AKBP Berri Diatra, Ketua Baznas Provinsi Jambi H. Hasan Basri, Kapolres Batang Hari AKBP Bambang Purwanto, Kajari Batang Hari M Zubair, Sekda Batang Hari M. Azan, Kaban Kesbangpol Batang Hari Ahmad Fathan serta kepala OPD, Camat dan Kapolsek dalam wilayah Batang Hari.

144