Jakarta, Gatra.com - Bank Indonesia (BI) mencatat, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I-2024 defisit US$6 miliar. Menurut BI, defisit transaksi berjalan tetap rendah di tengah kondisi perlambatan ekonomi global.
BI juga mencatat, pada kuartal I-2024 transaksi berjalan mencatat defisit US$2,2 miliar atau sebesar 0,6% dari PDB, lebih tinggi dibandingkan dengan defisit US$1,1 miliar pada kuartal IV-2023.
“Neraca perdagangan nonmigas masih terus membukukan surplus, meski lebih rendah dari triwulan sebelumnya, akibat penurunan kinerja ekspor nonmigas sejalan dengan perlambatan ekonomi global,” kata Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Erwin Haryono dalam keterangan resmi dikutip pada Selasa (21/5).
Di sisi lain, kinerja neraca jasa membaik didukung peningkatan penerimaan devisa jasa pariwisata. Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer sedikit meningkat dipengaruhi masih tingginya tingkat suku bunga global.
Kemudian, untuk kinerja transaksi modal dan finansial tetap solid, ditopang investasi langsung di tengah peningkatan kondisi ketidakpastian pasar keuangan global. Investasi langsung membukukan peningkatan surplus dari kuartal sebelumnya sebagai cerminan dari tetap terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik.
Sementara itu, investasi portofolio mencatat defisit, terutama didorong aliran keluar modal asing pada surat utang domestik seiring peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.
Investasi lainnya juga mencatat defisit dipengaruhi peningkatan investasi swasta pada beberapa instrumen finansial luar negeri. Dengan perkembangan tersebut, transaksi modal dan finansial pada kuartal I-2024 mencatat defisit US$2,3 miliar, setelah pada kuartal sebelumnya mencatat surplus US$11,1 miliar.
“Ke depan, BI senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal,” jelasnya.
BI memperkirakan untuk NPI 2024 diprakirakan terjaga dengan transaksi berjalan dalam kisaran defisit rendah sebesar 0,1% sampai dengan 0,9% dari PDB.
Sementara itu, neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan mencatat surplus sejalan dengan prakiraan kembali meningkatnya aliran masuk modal asing seiring meredanya ketidakpastian pasar keuangan global serta terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik.