Home Ekonomi Bawang Merah dan Tomat jadi Penyumbang Inflasi di NTT

Bawang Merah dan Tomat jadi Penyumbang Inflasi di NTT

Kupang, Gatra.com – Bawang merah dan tomat menjadi dua komoditas penyumbang inflasi terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Mei 2024. Bawang merah tercatat mengalami inflasi sebesar 0,15 persen dan tomat 0,09 persen.

Inflasi bawang merah yang meningkat dibandingkan bulan sebelumnya dipengaruhi oleh gagal panen di sentra bawang merah di Jawa Tengah.

“Ini karena produksi lokal bawang merah belum dapat mengakomodasi permintaan pasar seiring dengan baru dimulainya musim tanam bawang merah di Kabupaten Rote Ndao sebagai salah satu sentra bawang merah di NTT,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTT, Agus Sistyo Widjajati, Selasa, (4/6).

"Masuknya pasokan bawang merah dari Makassar, Sulawesi Selatan dan Bima, NTB diharapkan dapat menjadi buffer sebelum memasuki panen raya di sekitar triwulan III," tambah Agus.

Sementara untuk tomat, lanjut Agus, kembali menjadi komoditas pendorong inflasi. “Walaupun masih pada tingkat inflasi yang lebih rendah, inflasi hortikultura perlu mendapatkan perhatian khusus di tengah risiko peralihan musim pasca-El Nino,” jelas Agus.

Untuk itu, Perwakilan Bank Indonesia NTT, kata Agus, terus berkomitmen slot5000 untuk senantiasa meningkatkan sinergi dan kolaborasi dalam pengendalian inflasi di NTT melalui berbagai strategi untuk mendorong ketahanan pangan.

Selain bawang merah dan tomat, Agus juga menyebutkan beras dan angkutan udara menjadi penyumbang deflasi. “Beras kembali menjadi komoditas utama penyumbang deflasi bulanan di NTT yang terjadi sejak bulan lalu,” katanya.

Kondisi ini seiring dengan perkembangan rata-rata harga beras di tingkat grosir dan eceran yang turun masing-masing sebesar 1,55 persen (mtm) dan 5,56 persen (mtm) di NTT.

Sementara untuk angkutan udara mengalami deflasi seiring dengan normalisasi tarif angkutan udara pasca-Hari Raya Idulfitri 2024.

"Sinergi yang sudah terjalin di sejumlah kegiatan pengendalian inflasi perlu diperkuat kembali dengan masifnya gerakan pangan murah," kata Agus.

Sementara itu, BPS NTT mencatat, pada Mei 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi NTT sebesar 2,41 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,93.

"Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kupang sebesar 2,81 persen dengan IHK sebesar 105,81 dan terendah terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar 1,55 persen dengan IHK sebesar 105,98 ,” kata Kepala BPS Provinsi NTT, Matamira Bengu Kale.

53