Home Ekonomi BRG Klaim Merestorasi Areal Ekosistem Gambut Rusak di Jambi Seluas 77.528 hektar

BRG Klaim Merestorasi Areal Ekosistem Gambut Rusak di Jambi Seluas 77.528 hektar

Jambi, Gatra.com - Badan Restorasi Gambut (BRG) mengklaim bersama Pemerintah Daerah Jambi serta berbagai LSM dan pihak lain terhitung per Desember 2018 telah merestorasi areal ekosistem gambut rusak di Jambi seluas 77.528 hektar.

"Berbagai upaya aktif restorasi ekosistem gambut melalui kegiatan pembasahan kembali atau rewetting, revegetasi, revitalisasi sosial-ekonomi masyarakat dan program Desa Peduli Gambut terus dilakukan. Kegiatan restorasi gambut juga dilakukan melalui supervisi melalui asistensi teknis kepada pemegang konsesi perkebunan. Selama Oktober 2018 – April 2019, supervisi telah dilakukan pada 11.950 hektar dan akan terus berlanjut," kata Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG, Myrna A. Safitri, Senin (29/4).

Menurut Myrna, pembasahan ekosistem gambut merupakan upaya awal pencegahan kebakaran. Namun demikian, potensi kebakaran lahan masih ada. Kerusakan gambut yang sangat parah memerlukan waktu panjang untuk pemulihan karena gambut belum sepenuhnya kembali pada kondisi semula. Upaya restorasi gambut BRG juga menargetkan area konsesi yang tanggung jawab restorasi dibebankan kepada pemegang konsesi. Myrna bilang, peran BRG adalah mensupervisi atau memberikan asistensi teknis agar konstruksi, operasi, dan pemeliharaan infrastruktur di lahan konsesi dilaksanakan dengan optimal.

Hingga Desember 2018, lanjut Myrna, dilaksanakan intervensi pembasahan gambut melalui pembangunan 437 unit sekat kanal, 294 unit sumur bor, 125 hektar lahan telah direvegetasi dan 42 kelompok masyarakat yang telah mendapatkan bantuan revitalisasi sosial ekonomi masyarakat.

Untuk memantau kinerja intervensi PIPG yang telah dibangun, BRG bersama mitra telah memasang 13 unit teknologi pemantauan tinggi muka air di lahan gambut secara realtime melalui Sistem Pemantauan Air Lahan Gambut di Jambi.

Menurut Asmadi Saad selaku Kelompok Ahli Badan Restorasi Gambut, potensi ekosistem gambut di Jambi sangat besar. Selain untuk menyimpan cadangan karbon dan membantu menyelamatkan bumi dari ancaman pemanasan global, gambut apabila dikelola dengan baik dapatmemajukan perekonomian masyarakat.

"Hasil pertanian di lahan gambut, termasuk yang di daerah Jambi, dapat dijadikan sebuah komoditas pangan ramah lingkungan menggunakan teknik pengelolaan tanpa bakar dan hasil pangan diolah dan dipasarkan dengan baik," katanya.

Pengelolaan komoditas pangan sehat dari lahan gambut sudah terapkan oleh Marwiyah dari Desa Sungai Beras Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Ibu Marwiyah merupakan salah satu peserta kegiatan Seniman Pangan yang dilaksanakan oleh BRG. Melalui pelatihan itu, Marwiyah diajarkan membuat produk olahan pangan sehat. Salah satunya membuat garam yang terbuat dari tanaman Nipah. Bersama dengan kelompok di desanya, Marwiyah mengolah tanaman Nipah yang tumbuh subur sebagai penyangga erosi gambut yang tumbuh di sekitar desa. Nipah selain dikenal kayak protein, kalium dan magnesium juga memiliki zat anti kanker dan layak untuk dikonsumsi.

BRG terus melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar gambut melalui Program Desa Peduli Gambut (DPG). Untuk Provinsi Jambi, program DPG pada 2017–2018 dilakukan BRG bersama para mitra pada 28 desa atau kelurahan yang berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan Kabupaten Muaro Jambi.

Program DPG berkontribusi pada peningkatan status kemajuan desa. Di tahun 2019, DPG akan kembali dilakukan pada 8 desa yang berada di Kabupaten Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Barat. DPG menjadi salah satu upaya restorasi gambut berkelanjutan karena mengedepankan keterlibatan masyarakat.

186