Home Internasional Australia-Cina Berebut Pengaruh di Kepulauan Pasifik

Australia-Cina Berebut Pengaruh di Kepulauan Pasifik

Canberra, Gatra.com - Perdana Menteri Australia, Scott Morrison dikabarkan akan mengunjungi Kepulauan Solomon minggu depan. Kunjungan tersebut sebagai sinyal upaya membendung pengaruh Cina di negara-negara kepulauan pasifik tersebut.

Hal serupa juga dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya. Amerika tak ingin Cina semakin mengakar di negara pasifik.

Dikutip dari Reuters, kunjungan tersebut merupakan pertama kalinya bagi Morrison sejak memenangkan pemilihan ulang bulan ini. Selain itu, seorang perdana menteri Australia terakhir kali mengunjungi Kepulauan Solomon pada 2008 lalu.

"Pasifik adalah bagian depan dan pusat dari pandangan strategis Australia," kata Morrison dalam sebuah pernyataan melalui email.

Sementara itu, menurut pengamat, kunjungan Morrison bakal menaikkan tensi dengan Cina. Direktur Program Kepulauan Pasifik Lowy Institute, Jonathan Pryke mengatakan, Cina adalah mitra dagang terbesar Kepulauan Solomon.

"Ini akan menambah banyak tekanan pada anggota parlemen untuk beralih ikatan," kata Pryke.

Pada hari Jumat (24/5), seorang pejabat senior AS mengatakan Washington akan membantu negara-negara Pasifik dalam menghadapi upaya Cina untuk memperluas pengaruhnya. Pernyataan itu bisa mengobarkan ketegangan antara Amerika Serikat dan Cina yang telah memanas oleh perang dagang.

Australia dan Cina memang sedang gencar berlomba-lomba mencari pengaruh di negara-negara kepulauan pasifik yang berpenduduk jarang, namun mengendalikan sebagian besar lautan yang kaya sumber daya.

Sebelumnya, Perdana Menteri Vanuatu, Charlot Salwai bertemu dengan Perdana Menteri Cina. Li Keqiang di Beijing. Li berjanji bahwa Cina akan mendorong investasi dan memperdalam kerja sama perdagangan dan infrastruktur.

Tahun lalu, Vanuatu dan Cina membantah laporan bahwa Beijing ingin membangun pangkalan militer permanen di negara kepulauan Pasifik.

Tertarik untuk menjegal langkah China, Australia telah mengarahkan sejumlah bantuan asingnya lebih besar ke kawasan itu.

Pada 2018, Australia mengatakan akan menghabiskan US4139 juta untuk mengembangkan jaringan kabel internet bawah laut ke Papua Nugini dan Kepulauan Solomon.

Tahun itu, Australia menjadi negara pertama yang melarang perusahaan Cina, Huawei membuat jaringan telekomunikasi terbesar di dunia.

Pada November tahun lalu, Australia menawarkan kepada negara-negara Pasifik hingga 3 miliar dolar Australia dalam bentuk hibah dan pinjaman murah. Dana tersebut dipergunakan untuk sektor infrastruktur.

958