Home Ekonomi Dody: Masuk Semester Dua, Kebijakan BI Akan Lebih Akomodatif

Dody: Masuk Semester Dua, Kebijakan BI Akan Lebih Akomodatif

 

Jakarta, Gatra.com - Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo memprediksi, pada semester II, risiko global masih akan menjadi perhatian. Khususnya bersumber dari trade war yang belum mencapai titik terang.

"Trade war yang berlanjut akan semakin memberikan tekanan pada pertumbuhan ekonomi global termasuk dua mesin ekonomi dunia yaitu AS dan Tiongkok," kata Dody ketika dihubungi Gatra.com, Rabu (24/7).

Dody menambahkan, untuk memitigasi risiko perlambatan ekonomi AS, The Fed dalam beberapa waktu terakhir memberikan sinyal dovish yang akan berujung pada penurunan Fed Fund Rate.

Meski begitu, kata Dody, risiko trade war dan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed telah diantisipasi oleh BI. Hal ini tercermin pada hasil keputusan beberapa RDG terakhir.

"BI konsisten menempuh kebijakan yang preemptive untuk memitigasi dampak eksternal terhadap stabilitas perekonomian dan pasar keuangan domestik," jelasnya.

 Dody menuturkan, pada RDG Juli 2019, BI menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps. Kebijakan tersebut sejalan dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah.

Oleh karena itu, perlu mendorong momentum pertumbuhan ekonomi, di tengah kondisi ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun. Selain itu stabilitas eksternal yang terkendali.

Strategi operasi moneter tetap diarahkan untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar uang dan memperkuat transmisi kebijakan moneter yang akomodatif. "Kebijakan makroprudensial tetap akomodatif untuk support penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian," jelasnya.

Menurutnya, BI memandang, masih terbuka ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif. Sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dan perlunya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.

 

61