Home Hukum Kasus Kerangka di Septic Tank, Pembunuh Diduga Sang Suami

Kasus Kerangka di Septic Tank, Pembunuh Diduga Sang Suami

Bantul, Gatra.com - Polisi menyatakan Ayu Selisa terindikasi kuat dibunuh suaminya, Edi, hingga kerangkanya ditemukan di septic tank di rumah orang tua Edi di Bangunjiwo, Bantul, setelah 10 tahun Ayu menghilang. Polisi masih mendalami keterlibatan orang lain di kasus ini.

Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Rico Sanjaya, menyatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan lima saksi, Ayu terindikasi kuat dibunuh.

"Lima saksi yang kami periksa yaitu dua orang tua Edi, ibunda Ayu, masyarakat yang mengetahui kasus ini, dan dokter forensik," ujar Rico, Kamis (26/12), melalui telepon.

Baca Juga: Kerangka di Septic Tank, Keluarga Yakin karena Pembunuhan

Menurut Rico, dugaan bahwa Ayu dibunuh juga diperkuat oleh lokasi penemuan mayat. Kerangka Ayu ditemukan di septic tank yang letaknya tersembunyi, bukan di lokasi umum yang mudah ditemukan orang lain.

"Jika ditaruh di septic tank kan berarti ada yang menaruh. Nah, keterangan saksi dan lokasi penemuan kerangka menjadi dasar kuat dugaan (Ayu) dibunuh," katanya.

Mengenai penyebab Ayu meninggal, Rico menyatakan polisi masih terus menyelidiki secara mendalam. Rico juga membenarkan ibu kandung Ayu, Anik Mardianingsih, pada 2009 membuat laporan tentang hilangnya Ayu.

Saat itu, menurut Rico, Anik juga memberikan keterangan bahwa Ayu sempat meminta cerai karena diperlakukan kasar oleh suaminya. Namun polisi tidak pernah menerima laporan tindak kekerasan dalam rumah tangga atas nama Ayu Selisa.

Baca Juga: Kerangka di Septictank Terungkap: Mantu yang Hilang 10 Tahun

Polisi juga mencari bukti dan keterangan saksi soal keterlibatan keluarga besar Edi di kasus ini. Pasalnya, sebelum dikabarkan pergi tanpa pamit dari suaminya, Ayu tinggal bersama Edi dan kedua mertuanya di Bantul. Sekitar dua bulan silam, Edi meninggal karena bunuh diri.

"Satu minggu sebelum bunuh diri, Edi sempat bercerita kepada ayahnya bahwa Ayu telah dibunuhnya dan mayat masih di sekitar rumah. Tapi bapaknya mendiamkan karena takut," ujarnya.

Rico berkata, setelah pengakuan itu, perilaku Edi berubah, termasuk meminta ayahnya mengimami salat. Polisi berharap rekan atau masyarakat sekitar yang berkenan memberikan kesaksian agar kasus ini bisa dituntaskan. 

"Jika bukti dan keterangan masih mengarah ke Edi serta tidak ada pelaku lainnya, kasus ini kami tutup karena korban dan pelaku sama-sama sudah meninggal," pungkasnya.

 

1947