Home Kebencanaan Bupati Juliyatmono Jajal Mobil Dinas Rubicon Lintasi Sungai 

Bupati Juliyatmono Jajal Mobil Dinas Rubicon Lintasi Sungai 

Karanganyar, Gatra.com - Mobil dinas bupati Karanganyar Juliyatmono berjenis Jeep Wrangler Rubicon terjebak di Sungai Jlantah, Desa Tlobo, Jatiyoso, Jumat (3/1). Ia mengemudikan sendiri mobil senilai Rp2 miliar itu ke medan offroad saat hendak meninjau pembangunan Waduk Jlantah.

Di situasi itu, Juliyatmono tampak panik memegang kemudi mobil dinas anyar. Sebab, mobil tak mampu maju maupun mundur. Ia hanya mempertahankan posisi mobil agar tidak hanyut terbawa derasnya arus Sungai Jlantah.

Hujan dalam beberapa hari terakhir membuat arusnya deras. Ia beberapa kali menekan klakson, untuk memanggil orang-orang disekitarnya. Ia menanyakan kapan bantuan tiba. Roda di bagian belakang tertahan bebatuan. Sedangkan ia tak bisa memperkirakan kedalaman sungai di depannya jika nekat menyeberang. Selama kurang lebih 30 menit, mobil Rubicon dengan Bupati Juliyatmono di dalamnya itu terjebak.

“Isoh mundur ora ki? (Bisa mundur tidak mobil ini),” katanya menanyakan ke pejabat dan beberapa petugas lapangan.

Selama terjebak, petugas lapangan memberi aba-aba ke bupati supaya mencoba berbagai cara agar terbebas dari situasi itu. Termasuk menyarankannya mengaktifkan sistem penggerak empat roda (4WD). Namun sepertinya Juliyatmono memiliki pertimbangan sendiri untuk tidak mengaktifkannya.

Hingga pada akhirnya, sebuah ekskavator didatangkan. Kendaraan berat itu mengondisikan jalur penyeberangan agar lebih mudah dilewati, sebelum menarik mobil offroad warna oranye bernopol AD 1 F. Mobil itu kesulitan menanjak meski sudah ditarik ekskavator menggunakan sling. Lagi-lagi, Juliyatmono tidak mengaktifkan sistem 4WD yang seharusnya memudahkan mobil itu bergerak maju di medan tidak rata.

Saat ditanya alasan Juliyatmono bersikeras hanya menggunakan penggerak roda belakang, ia tidak beralasan belum menguasai sistem kemudi mobil canggih itu. Bahkan ia sesumbar telah menguasai berbagai medan lebih ekstrem menggunakan mobil offroad.

“Sejak kecil saya mainnya di kali (sungai). Jadi sudah terbiasa. Permasalahannya tadi kalau memaksa nanjak, ada batu besar di tengah. Jalannya curam. Takutnya mengenai garden. Sewaktu maju juga seperti ada batu mengganjal di bawah,” katanya.

Situasi tersebut tidak diprediksi dirinya. Ia hanya tahu medan itu cocok untuk menjajal kekuatan mobilnya. Ia memilih memegang kemudi sedangkan sopirnya diminta turun. Rute ekstrem itu biasa dilalui ekskavator proyek.

“Nanti nyoba lagi dengan medan lebih berat. Tapi harus ada pesaingnya biar lebih menarik. Jangan pakai sopir. Kalau sopir enggak mungkin berani seperti saya," katanya.

249