Home Info Satgas Covid-19 Guru Penggerak di Cilacap, Inovatif di Masa Pandemi

Guru Penggerak di Cilacap, Inovatif di Masa Pandemi

Cilacap, Gatra.com – Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) di Kabupaten Cilacap memang baru berjalan sebulan. Namun aneka inovasi ide dalam pembelajaran di masa pandemi Covid-19 bermunculan.

Guru olahraga SMP Negeri 4 Cilacap Landung Baskoro, misalnya. Ia membuat pembelajaran lompat jauh dengan permainan sunda manda dengan sistem Laser Detektor Reaktor (LDR) , sehingga terkesan futuristik.

"Jadi saya ingin mengkombinasikan permainan tradisional sunda manda dengan teknologi, untuk melatih anak dalam lompat jauh. Anak seolah sedang bermain, padahal ia sedang praktik lompat jauh,” ujarnya, dalam keterangannya, dikutip Sabtu (14/11).

Dia menjelaskan, dengan adanya detektor laser, permainan ini akan semakin seru. Jika anak tidak melampaui target lompatan dan mengenai sinar laser, maka otomatis ada suara seperti pada game online: ‘Ayo coba lagi, atau sedikit lagi sampai’ untuk memotivasi anak.

“Sangat seru,” sambungnya.

Ide pembelajaran lain dibuat oleh Munofa Khoeron Rizoq, guru SD Negeri Kubangkangkung 04, Kawunganten, Cilacap. Pembelajaran kelas 5 SD mengenai Ekosistem, dikemasnya seolah siswa diajak outbound menjelajah alam. Kreasi ini dinamainya "Eko Sang Tanduk" yang merupakan akronim dari Ekosistem sawah, sungai, hutan, dan waduk.

Menurut Munofa, tujuan dari pembelajaran ini sebenarnya ingin lebih mengajarkan siswa mendapatkan pengalaman langsung di ekosistem yang ada di sekitarnya.

"Murid bisa langsung mengamati komponen apa saja yang ada di ekosistem tersebut serta dapat mengidentifikasi kegiatan atau potensi ekonomi yang ada di ekosistem tersebut. Contohnya di sekitar hutan karet ada tempat pengolahan karet, murid bisa tahu proses pembuatan karet, juga di waduk Kubangkangkun,” kata Munofa.

Di akhir kegiatan, tambah Munofa, murid membuat laporan pengamatan dari kegiatan yg sudah dilakukan. "Diharapkan dari kegiatan tersebut dapat membentuk karakter gotong royong, bernalar kritis, dan mandiri para siswa" harap Munofa.

Seorang siswa SD Negeri Kubangkangkung 4 Artika Pratiwi mengatakan, belajar di luar seperti ini lebih menyenangkan. "Rasanya belajar jadi lebih bermakna dan mendapatkan pengalaman langsung. Lebih enak dibanding belajar daring,” kata Artika.

436