Home Ekonomi Ekonomi Minus, Purbalingga Kebut Revitalisasi Pasar

Ekonomi Minus, Purbalingga Kebut Revitalisasi Pasar

Banyumas, Gatra.com – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyatakan pertumbuhan ekonomi kabupaten Purbalingga di 2019 adalah 5,65 persen. Namun, pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi menjadi minus 1,23 persen karena pandemi Covid-19.

Akan tetapi, menurut dia, kondisi ini masih lebih baik dibandingkan nasional (-3,43 persen ) dan Provinsi Jawa Tengah (-3,93 persen). Meski begitu, butuh percepatan pemulihan ekonomi agar masyarakat lebih sejahtera.

"Kondisi ini mengharuskan program-program pemulihan ekonomi yang sudah dijalankan khususnya oleh Dinperindag untuk terus dilanjutkan," katanya, dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (30/3).

Program itu, lanjut Bupati seperti revitalisasi pasar di mana tahun ini Purbalingga mendapatkan alokasi bantuan revitalisasi Pasar Bukateja dan tahun 2022 giliran revitalisasi Pasar Badog.

"Saya ingin program revitalisasi pasar tidak hanya untuk pasar milik pemda tetapi merambah pada pasar-pasar milik desa," ucapnya.

Program lainnya melanjutkan pembangunan setra-sentra industri selain logam dan batok seperti sentra industri gula kelapa, sapu glagah, atau sentra industri kain antihan, sentra industri jamu gendong dan lainya.

Dinperindag mesti menjalin komunikasi dengan desa agar potensi-potensi yang ada di desa mampu kita bantu untuk menggerakan ekonomi masyarakat setempat,” katanya.

Bupati Tiwi juga menyebut, keberlanjutan pembangunan Purbalingga Food Center (PFC) dengan alokasi anggaran Rp2,6 miliar mampu dimanfaatkan dengan maksimal. Pembangunan yang akan dilakukan secara bertahap diharapkan semakin dirasakan manfaatnya oleh para PKL (Pedagang Kaki lima) sebagai penggerak pemulihan ekonomi masyarakat.

"Saya ingin pembangunan PFC tidak perlu dibuat megah tapi anggaran itu bisa digunakan seluas-luasnya untuk menjawab kebutuhan PKL yang selama ini belum tertangani," tegasnya.

Dia mengapresasi kinerja dan capaian yang telah dilakukan jajaran OPD, dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) selama lima tahun terakhir. Diungkapkan Bupati, Dinperindag Purbalingga setidaknya telah melakukan revitalisasi terhadap 13 pasar rakyat. Pada periode lalu, juga berhasil mewujudkan pembangunan sentra industri Logam (LIK Logam) dan sentra industri batok kelapa di Kelurahan Purbalingga Wetan.

Dinperindag Purbalingga juga dinilai mampu mendorong komoditas lokal gula kelapa melakukan ekspor ke manca negara. Kedepan, katanya, harus lebih banyak komoditas lokal lainnya menjadi komoditas dengan kualitas ekspor.

"Banyak kerja telah dilakukan baik di sektor perdagangan maupun industri, termasuk tugas besar relokasi pedagang PKL ke Purbalingga Food Center (PFC-red) dengan tertib dan kondusif. Kita harus terus tingkatkan kinerja itu dengan inovasi-inovasi baru," katanya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinperindag Johan Arifin menyampaikan inovasi rencana kerja jajaran yang Ia pimpin seperti segera diberlakukannya elektronifikasi layanan pasar. Program itu akan mulai diberlakukan di Pasar Bukateja dengan memberlakukan e-Retribusi, kemudian di Pasar Segamas berupa pemberlakuan e-Parkir. Sedangkan di Pasar Bobotsari sedang dirintis pemanfaatan lantai 2 sebagai pusat perdagangan HP second.


 

427