Home Sumbagteng Sekda Menyebut Sanksi Pemecatan Menanti Oknum Tidur Berselimut Bendera

Sekda Menyebut Sanksi Pemecatan Menanti Oknum Tidur Berselimut Bendera

Batang Hari, Gatra.com- Sekretaris Daerah Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, M. Azan mengaku kaget mendengar informasi adanya dugaan oknum Satpol PP daerah ini menjadikan bendera merah putih sebagai selimut tidur.

Terlebih perilaku tak terpuji ini terjadi dalam pos jaga Kantor Bupati Batang Hari. Kepada GATRA usai gelaran apel rutin gabungan pagi ini, Azan berujar akan memanggil Kasatpol PP guna meminta klarifikasi informasi tersebut.

"Ini sesuatu yang baru berkenaan dengan info ini. Tentu saya akan memanggil Kasatpol PP dan akan kita klarifikasi terhadap oknum-oknum yang melakukan atau memakai simbol-simbol negara tidak pada tempatnya," kata Azan diruang kerjanya, Senin (8/5).

Kalau memang nanti setelah dilakukan klarifikasi benar adanya, kata Azan, tindakan terukur bersama tim akan diberikan kepada oknum yang dimaksud. Sehingga kejadian ini akan menjadikan pembelajaran kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN).

"Bukan saja ASN sebenarnya, seluruh masyarakat dari Sabang sampai Merauke. Kita tidak boleh yang namanya simbol-simbol negara itu kita lakukan seolah-olah seperti pakaian sendiri. Tentu harus kita hormati dan kita jaga simbol-simbol negara itu," ucapnya.

Laporan secara resmi belum dia terima. Meski begitu dia mengaku telah menerima kabar dan omongan adanya perbuatan tak lazim seseorang yang menjadikan bendera merah putih sebagai selimut tidur.

"Tapi terus terang juga seperti saya sampaikan tadi, ada beberapa isu atau omongan yang sampai kepada saya, ada. Tapi secar resmi belum, mudah-mudahan hari ini atau secepatnya nanti kita akan memanggil," ujarnya.

Walaupun permasalahan tersebut belum dilaporkan Kasatpol PP kepada dirinya selaku pimpinan tertinggi ASN Batang Hari, Azan bilang akan tetap minta klarifikasi. Apalagi masalah ini berkenaan dengan simbol negara.

"Tanpa laporan pun, kami akan melakukan klarifikasi nanti. Sanksi terberat pemecatan. Kalau dia ASN boleh jadi pemecatan, tapi nanti intinya tim yang akan mengkaji itu, begitu juga PTT (pegawai tidak tetap). Sanksi terberatnya adalah pemecatan, tapi sekali lagi nanti sejauh mana tim akan mengkaji itu," katanya.

Secara umum Azan berujar melihat sendiri kelengkapan berkenaan di pos-pos jaga Satpol PP ada semua, dalam artian berkenaan dengan tempah tidur, sarana prasarana dalam rangka mendukung kesiapan dari personel yang berjaga.

Berkenaan dengan pergantian jam jaga atau sebutan lainnya, kata Azan, semuanya tetap ada jadwal tertentu. Ia meyakini memang setiap tahapan pergantian jaga ada serah terima jabatan atau serah terima pekerjaan.

"Tentu ini dak bisa kita abaikan. Kami yakin dan percaya secara protap tetap dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. Dalam artian bahwa pergantian jaga tetap dengan mekanisme yang ada. Tidak ada alasan petugas meninggal pos jaga sebelum waktu berakhir," ucapnya.

"Boleh jadi setelah waktu berakhir tapi teman jaga berikutnya belum datang, anggota yang jaga wajib berjaga dulu menjelang personel berikutnya datang. Tidak ada tawar-menawar hal seperti itu, secara logika protapnya seperti itu," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, bendera merah putih telah berubah fungsi oleh tangan jahil oknum diduga anggota Satpol PP Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi. Oknum misterius ini menjadikan bendera merah putih sebagai selimut tidurnya.

Sumber GATRA menyebutkan, pemandangan serta perilaku tak lazim ini terjadi sekira pukul 6.56 WIB, Sabtu 6 Mei 2023. Berdasarkan foto yang diterima GATRA terlihat jelas bendera merah putih menutupi sekujur tubuh manusia.

Karpet merah, bantal usang dan kipas angin jadi pelengkap oknum misterius tersebut tidur pulas. Tak jauh dari kipas angin terdapat kursi dan dua unit sepeda motor. Sumber GATRA berujar lokasi kejadian berada dalam pos jaga Kantor Bupati Batang Hari.

"Sungguh perbuatan tak terpuji. Bendera merah putih kebanggaan bangsa ini dijadikan selimut tidur. Oknum di balik bendera merah putih yang tidur itu harus di pecat dari Satpol PP," kata Sumber GATRA melalui sambungan telepon.

Lelaki yang minta GATRA merahasiakan namanya berkata, kejadian ini sangat memalukan bagi khususnya masyarakat daerah pimpinan Muhammad Fadhil Arief dan umumnya bagi rakyat Indonesia.

"Mana mungkin orang luar berani tidur dalam pos jaga Satpol PP pada pagi hari. Saya menyakini sosok di balik bendera merah putih adalah oknum Satpol PP yang berjaga sejak malam," ucapnya.

Ia mengaku sengaja mengabadikan momen tersebut melalui kamera telepon genggam agar menjadi pembelajaran khususnya bagi anggota Satpol PP Batang Hari. Menurutnya, selaku aparat penegak peraturan daerah (Perda) lebih memahami fungsi bendera kebangsaan.

"Bendera merah putih itu lambang tertinggi negara Indonesia yang menjadi identitas dan simbol kedaulatan negara kita yang merdeka. Bukan dijadikan selimut tidur," ujarnya.

7036