Home Politik PDIP Puncaki Elektabilitas Parpol Pemilu 2024 Hasil Survei Charta Politika

PDIP Puncaki Elektabilitas Parpol Pemilu 2024 Hasil Survei Charta Politika

Jakarta, Gatra.com - Lembaga survei Charta Politika Indonesia mencatat PDI Perjuangan konsisten berada di puncak elektabilitas partai politik, bahkan sejak April 2022 lalu. Dengan kata lain, PDI Perjuangan berhasil mengungguli ke-17 partai politik perserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 lain yang disimulasikan dalam survei itu.

"Kalau kita lihat, tidak terlalu jauh berbeda, elektabilitas partai politik nomor satu masih dikuasai oleh PDI Perjuangan, dengan angka 22,1 persen," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya dalam acara rilis survei bertajuk 'Dinamika Elektoral Pasca Isu Piala Dunia U-20 & Deklarasi Batu Tulis', Senin (15/5).

Sementara itu, Partai Gerindra tercatat berhasil menempati posisi kedua elektabilitas dengan angka 14,9 persen. Angka itu pun disusul oleh Partai Golkar di urutan ketiga dengan 9,8 persen, juga Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan 7,8 persen.

Tak hanya itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berada di bawah PKB dengan 7,2 persen. Angka itu disusul oleh Partai NasDem tercatat berada di bawah PKS dengan 6,6 persen, serta Partai Demokrat dengan elektabilitas sebesar 6,4 persen. Ada pula Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan 4,1 persen.

Sementara itu, elektabilitas 9 partai politik lainnya tercatat masih berada di bawah parliamentary threshold (batas parlemen) sebesar 4 persen. Survei Charta Politika Indonesia mencatat, ada dua partai politik yang elektabilitasnya hampir mencapai ambang batas itu, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 3,8 persen dan Partai Perindo dengan 3,2 persen.

"Sisanya saya pikir masih harus bertarung," singkat Yunarto.

Meski begitu, Yunarto menyebut bahwa angka itu belum sepenuhnya dapat menjadi tolok ukur untuk melihat partai politik mana saja yang akan lolos melenggang ke Senayan. Pasalnya, masih ada 12,8 persen responden yang menyatakan tidak tahu ataupun tidak menjawab pertanyaan mengenai elektabilitas partai politik itu.

"Angka tidak tahu [atau] tidak jawab 12,8 persen itu biasanya nanti akan terkonversi menjadi angka yang terdistribusi secara normal, proporsional, karena dalam Pemilu itu tidak ada hitung-hitungan golput (golongan putih). Semuanya hanya dihitung dari suara sah, jumlah pemilih yang memilih," tuturnya, dalam kesempatan itu.

Untuk diketahui, survei tersebut dilakukan Charta Politika Indonesia secara tatap muka terhadap 1220 responden di seluruh Indonesia selama periode 2-7 Mei 2023. Adapun, margin of error (batas kesalahan) dari survei itu tercatat mencapai 2,82 persen.

57