Home Ekonomi Mirae Asset Sebut Prospek Positif Industri Semen Dukung Ketahanan Ekonomi Indonesia yang Solid

Mirae Asset Sebut Prospek Positif Industri Semen Dukung Ketahanan Ekonomi Indonesia yang Solid

Jakarta, Gatra.com - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai bahwa positifnya industri infrastruktur, termasuk semen, akan mendukung ketahanan ekonomi Indonesia yang solid menuju tahun politik 2024 dan di tengah gejolak suku bunga global.

Research Analyst Mirae Asset, Emma Almira Fauni mengatakan, kinerja dua produsen semen raksasa yang tercatat di bursa yaitu PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menunjukkan kinerja positif sejak awal tahun, terutama untuk periode kuartal I-2023.

Meski, kata Emma secara tren mengalami penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter on quarter), kinerja kuartal I/2023 kedua produsen semen itu menunjukkan pertumbuhan signifikan dibanding kuartal yang sama tahun lalu (year on year).

"Ada dua sisi. Pertama, SMGR unggul dibanding INTP karena penurunan kinerja 1Q/2023 QoQ SMGR lebih terkendali daripada INTP, sehingga tekanan harga di pasar untuk SMG dapat lebih melunak. Kedua, INTP mampu memperbesar pangsa pasarnya di luar Jawa dan dapat lebih diuntungkan karena dua faktor tahun ini, yaitu penurunan harga batu bara dan ekspansi porsi domestic market obligation (DMO) INTP,” kata Emma dalam keterangan resminya yang diterima Gatra pada Jumat (9/6).

Secara umum, lanjut Emma, ada empat faktor yang dapat mendukung premis bahwa prospek industri semen akan lebih baik tahun ini dibanding tahun lalu. Faktor tersebut adalah normalisasi harga energi dan kompetisi yang semakin kondusif setelah konsolidasi industri, setelah rampungnya akuisisi SMCB dan SMBR oleh SMGR, serta perjanjian sewa dan penggunaan aset Semen Bosowa ole INTP.

Emma juga mengatakan, dua faktor lain adalah utilisasi pabrik yang sudah sangat rendah sehingga kemungkinan akan membaik, serta potensi pemangkasan suku bunga acuan dapat mendorong permintaan properti oleh publik.

Tahun ini, Emma memprediksi pertumbuhan kinerja penjualan semen, akan tetap tumbuh meskipun tidak besar (single digit, di kisaran 0%-5%), dibanding tahun lalu yang turun (-3%).

“Pertumbuhan penjualan semen itu, ditambah masih menjanjikannya konsumsi rumah tangga nasional, diprediksi akan turut menopang ketahanan Perekonomian nasional,” kata Emma.

Harga saham perusahaan-perusahaan di pasar, seperti halnya produsen semen, masih tertekan. Saat ini, harga INTP mash berada di kisaran Rp5.500-Rp5.900 dan SMGR di kisaran Rp9.500-Rp10.000.

Dia juga optimistis saham semen masih sangat menarik untuk investor asing, mengingat kinerja keuangannya memiliki profitabilitas tinggi (margin laba kotor-GPM -30%) dibanding industri semen global, terutama China dan negara Asia lain. Kinerja itu, tutur Emma, berbalik dari valuasi harga sahamnya di pasar di mana valuasi produsen semen lokal mash lebih murah (-20x PE ratio) dibanding negara Asia lain (-35x PE ratio).

Saat ini di pasar saham, pelaku pasar sedan beradaptasi dengan proses normalisasi batas maksimal penurunan harga saham di pasar (auto reject bawah atau ARB).

31