Home Ekonomi Ekonomi Korea Selatan Melambat, Pengiriman PMI Ikut Terdampak

Ekonomi Korea Selatan Melambat, Pengiriman PMI Ikut Terdampak

Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, mengungkapkan alasan mengapa hanya sekitar 4.600 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ditempatkan di Korea Selatan hingga pertengahan tahun 2024.

Menurut Benny, krisis ekonomi yang dialami oleh Korea Selatan berdampak signifikan terhadap pengiriman pekerja migran ke negara tersebut.

"Padahal tahun sebelumnya kita menempatkan kurang lebih 13.000 dalam satu tahun. Juni ini harusnya sudah setengah dari jumlah tahunan," kata Benny pada acara seremoni pelepasan 697 calon PMI ke Korea dan Jerman di el Royal Hotel, Kelapa Gading, Jakarta, Senin (24/6).

"Ternyata ada situasi di Korea di mana minat sajang (majikan) berkurang karena juga situasi ekonomi di Korea. Nah, ini menjawab pertanyaan-pertanyaan WhatsApp ke saya kemudian chat di Facebook, Instagram, yang seolah-olah menyalahkan Pemerintah, dalam hal ini BP2MI," tambah Benny.

Benny menegaskan bahwa Pemerintah tidak berniat menghalangi warga negara yang ingin bekerja di luar negeri. Menurutnya, hanya negara yang tidak bertanggung jawab yang akan menghalangi warganya untuk mencari kerja di luar negeri. Pahlawan devisa, atau PMI, merupakan sumber remiten terbesar kedua setelah minyak dan gas.

"Kondisi ini bukan cuma dialami Indonesia, 16 negara pengirim yang bersaing dengan Indonesia juga merasakannya," aku Sekjen Partai jelas Benny yang juga Sekjen Partai Hanura.

Benny berharap situasi ekonomi di Korea segera pulih, sehingga jumlah penempatan PMI ke Korea pada tahun ini bisa melebihi periode sebelumnya. "Semoga situasi ini cepat membaik, dan mimpi saya untuk mengirim 15.000 hingga 17.000 PMI tahun ini bisa terwujud," ujarnya.

Korea Selatan merupakan tujuan utama bagi calon PMI. Setiap tahun, jumlah penempatan PMI ke Korea terus meningkat, dari 7.000 hingga mencapai 13.000 pada tahun 2023. "Ini menunjukkan bahwa Korea menjadi pilihan utama bagi para pemuda untuk bekerja, selain Jerman dan Jepang," kata Benny.

Dalam kesempatan yang sama, perwakilan Indonesia EPS Center, Park Sehoon, menegaskan bahwa situasi ini tidak akan mengganggu hubungan baik antara Pemerintah Korea dengan Indonesia. Pihaknya akan terus berkomunikasi dengan para majikan untuk kembali meningkatkan semangat mereka dalam merekrut pekerja asal Indonesia.

"Sebetulnya, tidak ada perubahan dalam tingkat ketertarikan Korea terhadap Pekerja Indonesia. Namun, kondisi ekonomi Korea secara umum juga berdampak pada negara-negara pengirim lainnya," tutup Park.

22