Home Teknologi Dosen UNP Diwajibkan Lakukan Riset Berstandar Internasional

Dosen UNP Diwajibkan Lakukan Riset Berstandar Internasional

Padang, Gatra.com - Civitas akademika Universitas Negeri Padang (UNP), menargetkan dosennya menyumbangkan berbagai publikasi ilmiah berskala internasional. Rektor UNP, Ganefri menyebutkan, beberapa dosen terus berkompetisi melakukan riset dan publikasi yang bertujuan mengembangkan ilmu baru. 

"Saya sudah sering mewanti-wanti bahwa dosen yang tidak melakukan riset itu tidak layak disebut dosen. Jadi, memang setiap dosen harus melakukan riset," kata Ganefri, Kamis (17/10) usai membuka International Conference on Languages and Arts (ICLA) di Padang.

Dengan alasan itu, saat ini, UNP kerap menggelar seminar, termasuk seminar internasional. Salah satunya kegiatan International Conference on Languages and Arts (ICLA) yang setiap tahunnya digelar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNP.

Menurutnya, dengan adanya seminar seperti ICLA ini, budaya riset di UNP terus berkembang. Selama delapan tahun, ICLA sudah banyak menyumbangkan publikasi pemikiran dalam pengembangan ilmu, baik dari dosen UNP maupun dari luar UNP yang ikut berpartisipasi.

Selain itu, ia mengajak dosen mengubah cara mengajar, terutama di era revolusi industri 4.0. Saat ini, mereka membutuhkan kecepatan dan inovasi dalam pembelajaran. Apalagi, sudah banyak aplikasi pengajaran dalam berbagai platform yang bebas diakses.

"Apabila dosen masih bertahan dalam pembelajaran klasik, maka perkuliahannya tidak akan menarik bagi mahasiswa. Dampaknya, mahasiswa juga malas belajar dan tingkat daya saing lulusan rendah," ujar mantan Kepala LLDikti X itu.

Lebih lanjut Ganefri melanjutkan, tahun 2020 mendatang pihaknya akan menyiapkan grand design riset untuk program magister S2 dengan jurusan terakreditasi B. Sementara untuk penelitian mahasiswa S1 akan ditopangkan dengan anggaran PNBP.

"Tahun depan dialokasikan Rp40 miliar untuk riset, terutama untuk 40 lebih konferensi di UNP. Bagi penelitian dosen yang bisa menembus jurnal terindeks minimal scopus, akan diberikan intensif Rp10-Rp30 juta," pungkasnya.

340