Home Politik Charta Politika: Elektabilitas Prabowo Anjlok Pascaputusan MK dan Pendaftaran di KPU

Charta Politika: Elektabilitas Prabowo Anjlok Pascaputusan MK dan Pendaftaran di KPU

Jakarta, Gatra.com – Charta Politika meluncurkan hasil survei teranyarnya tentang peta elektoral pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan pendaftaran capres-cawapres 2024 di Komisi Pemilihan Umum (KPK).

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, ketika memaparkan hasil surveinya secara daring, Senin (6/11), mengatakan, elektabilitas Prabowo Subianto pascaputusan MK dan pendaftaran capres-cawapres di KPU anjlok atau turun dratis.

“Kalau kita lihat, menarik, setelah putusan MK dan pendaftaran Girban ternyata malah suaranya Prabowo turun cukup dratis,” ujar Yunarto.

Pria yang karib disapa Toto ini lebih lanjut menyampaikan, pihaknya mempunyai data dari survei sebelum ada putusan MK dan sebelum ada kepastian Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD sebagai cawapres, tepatnya pada survei pada 13-17 Oktober 2023.

“Ada fenomena menarik, kita punya data 13-17 Oktober ketika survei belum mendapat gambaran dari publik soal keputusan MK dan pendaftaran kepastian terutama Girbran dan Mahfud,” ujarnya.

Saat itu, lanjut Totok, elektabilitas Prabowo unggul di atas Ganjar Pranowo. Kalau head to head Prabowo versus Ganjar, selisihnya mencapai 9,8%, yakni pada posisi 49,4% berbanding 39,6%.

Namun setelah ada putusan MK dan Prabowo maju dengan menggandeng Gibran sebagai cawapres kemudian mendaftar ke KPU, elektabilitas Prabowo menjadi menurun menjadi 44,4% atau turun sebesar 5%. Menurut Toto, ini sesuai hasil survei periode 26-31 Oktober 2023. 

“Sementara periode yang sama, elektabilitas Ganjar yang sudah menggandeng Mahfud MD sebagai cawapresnya justru mengalami peningkatan menjadi 40,8%,” ujarnya.

Toto menyampaian, selisih elektabilitas antara Prabowo dan Ganjar berdasarkan survei terbaru pun menipis, kini angkanya tinggal menjadi 3,6%.

Bukan hanya Prabowo, lanjut Toto, elektabilitas Anies Baswedan pun mengalami penurunan setelah adanya putusan MK dan pendaftaran capres-cawapres di KPU. Pada periode sebelumnya, elektabilitas Anies berada di angka 24,8%. Sementara dalam survei terbaru turun tipis menjadi 24,3%.

Adapun untuk simulasi tiga pasangan capres-cawapres yang dilakukan Charta Politika, elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebesar 36,8% menjadi pilihan tertinggi responden. Duet Ganjar-Mahfud unggul atas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang meraih 34,7% dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) 24,3%.

“Secara berpasangan, Ganjar Pranowo-Mahfud MD menjadi pilihan tertinggi, diikuti Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar,” ujarnya.

Toto menilai melorotnya elektabilitas Prabowo Subianto lantaran berpasangan dengan Gibran Rakabuming, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokwo). Ini sebagai imbas dari putusan MK yang mengabulkan batas usia capres-cawapres tidak harus 40 tahun asalnya pernah pernah atau sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum termasuk pemilihan kepala daerah.

“Dari jumlah tersebut, 49,9 persen responden setuju bahwa hal tersebut merupakan penyalahgunaan wewenang untuk memudahkan putra Presiden Jokowi menjadi calon Wakil Presiden,” ujarnya.

Toto melanjutkan, publik menilai Presiden Jokowi turut campur dalam keputusan MK terkait batasan usia cawapres. Sebab, selama ini diketahui publik ada hubungan kekeluargaan yang Gibran Rakabuming merupakan keponakan dari Ketua MK, Anwar Usman.

Menurutnya, hal tersebut semakin menegaskan opini terhadap politik dinasti yang dilakukan keluarga Jokowi dalam memuluskan Gibran sebagai cawapres. Sementara itu, mayoritas masyarakat menolak akan putusan politik dinasti tersebut.

“Sebanyak 59,3% responden menyatakan tidak setuju dengan praktik politik dinasti,” kata Toto.

Ia menyampaikan, keputusan memilih Girban sebagai cawapres menjadi beban buat Prabowo. “Kita bisa lihat, bisa berpsekulasi dan membuat hipotesa bahwa masuknya nama Mas Gibran sebagai cawapres itu menjadi liabilitas bukan aset,” ujarnya.

Toto menyampaikan, pernyataan Girban dalam deklarasi cawapres-cawapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) tidak mendongkrak elektabilitas Prabowo Subianto.

“Gibran dengan PD mengatakan 'Tenang Pak Prabowo, tenang Pak Prabowo, saya ada di sini'. Tapi kalau kita baca secara elektoral, secara statistik malah menjadi beban bagi Pak Prabowo,” ujarnya.

Charta Politika melakukan survei teranyarnya dalam rentang waktu 26 sampai 31 Oktober 2023 melibatkan 2.400 responden tersebar di seluruh Indonesia dengan rentang usia 17 tahun ke atas atau sudah memenuhi syarat pemilih dengan metode wawancara tatap muka (face to face).

Survei ini menggunakan metode sampling multistage random sampling dengan toleransi kesalahan (margin of error) 2 sampel dan quality control 20% dari total sampel.

78