Home Liputan Haji Merekayasa Keseimbangan Pintu Emas Murni Kabah

Merekayasa Keseimbangan Pintu Emas Murni Kabah

Mekah, Gatra.com- Ketika jemaah petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) Kementerian Agama Republik Indonesia daerah kerja (daker) Madinah dan Bandara berangkat thawaf dari rukun Hajar Aswad, 08/5, segera mereka menyaksikan pintu emas Kabah. Pada saat membangun Kabah, Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, membiarkan dua pintu Kabah itu terbuka. Daun pintu baru dibuat pertama kalinya oleh Raja As'ad Tubba' dari suku Himyar, Yaman Selatan. Raja Tubba'; membangun pintu gerbang Kabah, dan membuat daun pintu yang memiliki kunci.

Dia melakukan itu dalam perjalanan melalui Mekah ketika kembali dari invasinya ke Yasthrib, 220 tahun sebelum kelahiran Nabi SAW (351 M). Raja Tubba'; juga diyakini orang pertama yang menempatkan kain penutup di Kabah. Dia menggunakan brokat sutra mewah.

Pintu Kabah sekitar dua meter dari sudut sudut Hajar Aswad. Pintu Kabah memiliki tinggi 3,10 meter, lebar 1,90 meter, kedalaman 2,25 meter. Sedangkan jaraknya dari permukaan tanah setinggi 2,25 meter. Mulanya pintu Kabah terbuat dari kayu sederhana, seperti yang disimpan di musium Topkapy, Turki.

Namun, seiring perkembangan zaman, para penguasa menghibahkan kekayaannya untuk mengagungkan Baitullah. Pintu Ka‘bah, dari waktu ke waktu, senantiasa dipercantik. Sehingga logam mulia pun mulai menghiasi pintu Kabah. Pintu Kabah berhias logam mulia pertama kali dibikin Sultan Murad Khan (Sultan Murad IV)(1623-1640). Pintu itu dipasang pada 1636.

Terbuat dari papan kayu setebal 10 centimeter disalut dengan lempengan perak murni berukir seberat 160 pound (72,6 kilogram). Pintu itu merupakan contoh dari keahlian karya seni Islam. Pintu itu telah berabad-abad menjadi saksi dari ritual haji. Selain itu, Sultan Murad juga membikinkan cangkang untuk batu Hajar Aswad dari perak.

Pada 1363 H atau 1943 M, Raja Abdul Azis bin Abdul Rahman Al Saud, memerintahkan untuk memperbaiki pintu Kabah. Pintu terbuat dari lempeng aluminium setebal 2,5 cm, dan ditopang tiang besi setinggi 3,1 meter. Sisi depan pintu itu ditutup dengan lembaran perak, dan dilapisi dengan emas, dan dihiasi dengan kaligrafi asma Allah. Raja menugaskan perajin emas Ibrahim Badr yang tersohor untuk mendesain dan memproduksi pintu itu.

Pada 1977, ketika Raja Khalid bin ‘Abdul ‘Aziz shalat di dalam Kabah, dia menyaksikan beberapa goresan di pintu Kabah. Sang raja memerintahkan Pintu Ka‘bah dan Pintu Taubat diperbaiki dan dipercantik dengan dilapisi emas. Pintu taubat terletak di sisi utara dalam Kabah, di mana terdapat tangga menuju atap. Tangga tersebut mempunyai pintu. Pintu itu disebut Pintu Taubat (Bab At-Taubah).

Pekerjaan dimulai pada 1398 H dan selesai dalam waktu satu tahun. Raja Fahd bin Abdul Aziz, yang saat itu Putra Mahkota, memimpin proyek ini, dan memastikan bahwa itu selesai dengan sempurna, dan tepat waktu. Sebuah workshop khusus didirikan untuk pembuatan pintu ini. Sebelum mengerjakan pekerjaan pokok, diadakan studi banding yang memakan biaya sebesar 300.000 real.

Pembikinan pintu Kabah dari emas itu kemudian diserahkan pada keluarga Badr yang sudah berpengalaman 80 tahun. Dalam mengerjakan pekerjaan ini Ahmad Ibrahim Badr dibantu insinyur bangunan terkenal, Munir Al Jundi, serta seorang seorang penulis khath Arab terkenal dan ahli ukir-ukiran bernama Abdurrahman Amien.

Pada awal Dzulhijjah 1398 atau 1978 M pekerjaan besar itu dimulai. Pekerjaan membuat pintu Kabah dari bahan emas murni itu dikerjakan dalam masa 12 bulan, sesuai dengan kontrak yang disetujui dengan raja. Ahmad Ibrahim, putera Ibrahim Badr perancang pintu Kabah1943, dan pembuat cangkang Hajar Aswad dari perak, memutar otak untuk membikin pintu dari emas murni.

Karena bahan itu dianggap terlalu lunak. Dia menggunakan teori keseimbangan dengan mengatur sedemikian rupa khat –kaligrafi-- yang akan di ukir di permukaan pintu. Sebelum menggunakan bahan emas, dia menggunakan bahan perak untuk uji coba. Percobaan ini dilakukan sampai beberapa kali dengan memperhatikan detail ayat-ayat Al Quran yang akan dimasukkan.

Begitu juga besar kecilnya kunci pintu Kabahyang dirancang sedemikian rupa. Begitu dianggap telah sempurna, maka pengerjaan dengan menggunkan emas murni pun dilakukan. Tubuh pintu dari papan setebal 10 centimeter terbuat dari kayu sejenis kayu jati yang disebut Makamong. Sebuah kerangka baja khusus dibuat untuk proses pemasangan pintu di tempatnya. Pintu engsel, dilengkapi dengan roda kecil untuk memudahkan pergerakan yang dipasang ke kusen.

Meskipun mini, roda engsel itu cukup kuat untuk menanggung beban 500 kilogram. Pintu juga memiliki kunci baru menggantikan yang dibuat Sultan Abdul Hamid II, seorang penguasa Turki pada 1309 H/1901 M. Proyek itu menelan biaya 13.420.000 riyal, yang tidak termasuk harga emas murni yang digunakan. Biaya itu dijamin Badan Moneter Arab Saudi.

Lapisan lembaran emas dengan ornamen-ornamen dari emas murni itu menghabiskan 280 kilogram emas. Pintu Kabahemas murni itu mempunyai tinggi 3 meter, lebar 2 meter. Kayu Makamong sepanjang 40,8 centimeter tiap satu daun pintu berfungsi sebagai penahan emas. Sedangkan pintu emas itu sendiri disusun secara knock down dengan berat masing-masing potongan 50 kilogram.

Tidak hanya pintu Kabah, pintu Taubat juga direnovasi menggunakan emas murni. Kedua pintu itu kemudian dihiasi ornamen-ornamen dari emas murni. Ornamen-ornamen yang berupa kaligrafi ayat-ayat Alquran itu dimaksudkan untuk mengingatkan kaum muslimin bahwa mereka berada di depan pintu Rumah Allah Yang Maha Pengampun, Maha Pemurah, dan Maha Penyayang.

Pintu Kabah dilengkapi dengan kunci dan gembok. Kunci itu mempunyai panjang 40 centimeter dan disimpan dalam tas yang dibuat dari sutra yang dihias dengan emas murni buatan pabrik kiswah di Mekah. Gembok buatan 1979 itu mengikuti gembok lama dengan beberapa rancangan khusus yang sesuai dengan bentuk pintu baru. Gembok itu memiliki panjang 34 centimeter dengan lebar setiap sisinya 6 centimeter.

Pintu Kabah juga diselimuti kiswah. Kiswah yang satu ini, disebut Al-Barqa’, memiliki tinggi 6.32 m dan lebar 3.30 m. Seperti halnya kiswah Kabah, kiswah Pintu Kabah kini juga dibuat di Mekah. Karena itu, tak aneh jika di bagian paling bawah kiswah tertulis, “Penutup ini dibuat di Makkah Al-Mukarramah dan Raja ‘Abdullah bin ‘Abdul ‘Aziz menghadiahkannya kepada Kabah. Kiranya Allah menerimanya”.

14