Home Hukum Raja Yogya: Pancasila Terus Digoyang oleh Paham Tak Dikenal

Raja Yogya: Pancasila Terus Digoyang oleh Paham Tak Dikenal

Yogyakarta, Gatra.com –  Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai Pancasila terus diganggu oleh ideologi lain, Untuk itu, nilai-nilai Pancasila harus terus diterapkan secara membumi.

Hal itu diungkapkan Sultan acara deklarasi 'Jejaring Pancamandala Pembumian Pancasila', Rabu (18/11), di Kompleks Pemda DIY, Kepatihan, Kota Yogyakarta, DIY.

“Forum ini bukan sebagai organisasi masyarakat (ormas) dan sebagainya ya. Bukan seperti itu. Ini adalah forum dialog yang dibentuk karena saat ini Pancasila selalu digoyang dengan paham yang tidak kita kenal,” ucap Sultan.

Ia menjelaskan Pancamandala adalah bentuk teknis pelaksanaan sosialisasi Pancasila berupa forum dialog untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran soal penerapan Pancasila di masyarakat.

Menurutnya, Pancamandala menjadi wadah untuk mengembangkan pemikiran dalam menerapkan Pancasila. Hal ini mengingat pemerintah adalah sumber hukum dan masyarakat sebagai subjek atau pelakunya.

Menurut Sultan, pemerintah juga harus konsisten memegang teguh Pancasila sebagai ideologi. Bhinneka Tunggal Ika pun tidak sekadar semboyan yang ertulis di lambang negara Garuda Pancasila, tapi harus menjadi strategi integrasi bangsa. 

“Kalau lambang negara tidak punya arti apa-apa ya susah. Harus menjadi strategi integrasi bangsa yang berarti etnik apapun, latar belakang agama apapun, kaya, miskin, dan sebagainya tidak ada persoalan bagi sesama anak bangsa untuk bersatu,” ujar Sultan.

Adapun Ketua Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menyebut deklarasi 'Jejaring Pancamandala Pembumian Pancasila' di Yogyakarta menguatkan kembali arti penting DIY bagi bangsa.

“Hal paling utama yang dapat diteladani dari Yogyakarta adalah dalam mempersatukan bangsa ini di saat-saat krisis. Sehingga jika melihat kembali pada masa penjajahan, di mana dahulu bangsa ini bersatu melawan penjajah dari luar, maka pada saat ini kita bersama melawan kesulitan yang ada di dalam,” kata Yudian

Menurutnya, peran DIY dalam pembangunan kenegaraan Indonesia menjadi pembeda dengan daerah lain. Yudian berharap deklarasi jejaring Pancamandala dan pembumian Pancasila di DIY diikuti oleh daerah-daerah lain di Indonesia.

“Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, sehingga kami juga bekerja sama bersama kampus, media, dan juga kementerian yang bersatu untuk menujukan kembali simbol perjuangan. Ini salah satu kebangkitan pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam rangka menuju 'Indonesia Maju',” ujar Yudian.

2227