Home Internasional Ribuan Perempuan Gelar Aksi Menentang Reformasi Pertanian

Ribuan Perempuan Gelar Aksi Menentang Reformasi Pertanian

New Delhi, Gatra.com - Ribuan perempuan berasal dari petani di pinggiran Delhi bergabung dalam aksi protes pada hari Senin untuk memperingati Hari Perempuan Internasional. Mereka menuntut pembatalan undang-undang baru yang membuka pasar hasil pertanian bagi pembeli swasta.

Sejak Desember, banyak petani bersama keluarga mereka menggelar aksi sampai bermalam di tiga lokasi di pinggiran ibu kota India, untuk menentang reformasi pertanian terbesar dalam beberapa dekade. Mereka menilai aturaan baru itu merugikan hak petani.

Dikutip Reuters, dengan mengenakan syal kuning cerah yang melambangkan warna ladang sawi, para wanita itu berkumpul di satu lokasi utama. Mereka meneriakkan yel-yel dan membentangkan slogan-slogan, dan berpidato melalui pengeras suara mengungkapkan penentangan mereka.

“Ini hari yang penting karena melambangkan kekuatan perempuan,” kata Veena, 37 tahun, perwakilan dari keluarga petani yang berorasi.

“Saya yakin jika kami para wanita bersatu, maka kami dapat mencapai target kami lebih cepat,” tambah Veena, yang melakukan perjalanan dari negara bagian Punjab di utara ke tempat protes Tikri yang luas.

Polisi menyebut, lebih dari 20.000 wanita berkumpul di lokasi dekat perbatasan Delhi dengan negara bagian Haryana.

“Ini adalah hari yang dikendalikan oleh perempuan, pembicara adalah perempuan, akan banyak perspektif feminis yang dibawa, dan diskusi tentang apa arti undang-undang ini bagi perempuan petani,” kata aktivis pertanian, Kavitha Kuruganti.

“Ini adalah satu kesempatan untuk menyoroti kontribusi perempuan di bidang pertanian di India,” tambahnya.

Pemerinta India menilai reformasi akan membawa investasi swasta ke sektor pertanian yang luas dan meningkatkan rantai pasokan serta mengurangi limbah kolosal.

Dihadapkan dengan protes, pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi menawarkan untuk menangguhkan undang-undang tersebut selama 18 bulan, namun para petani menolak untuk mundur, dan menuntut tetap dilakukan pencabutan UU.

Diketahui Pertanian di India menyumbang hampir 15 persen dari ekonomi $ 2,9 triliun dan mempekerjakan sekitar setengah tenaga kerjanya.

2307

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR